JON KEY adalah GANGSTER KRISTEN TERSUNGKUR KENA TIMAH PANAS
Petugas dari
Polda Metro Jaya terpaksa menembak kaki John Key yang diduga terlibat
pembunuhan bos PT Sanex Steel Indonesia, Tan Harry Tantono alias Ayung
,karena melakukan perlawanan saat hendak ditangkap.Hal tersebut
disampaikan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Rikwanto, saat
dihubungi wartawan di Jakarta, Sabtu pagi (18/2).
"Betul, petugas mengambil tindakan tegas, karena pelaku melakukan perlawanan," kata Rikwanto
Rikwanto
menjelaskan bahwa petugas meringkus John Key, karena diduga terlibat
pembunuhan Ayung dengan motif menagih janji uang kesepakatan untuk
mendapatkan proyek.
Berdasarkan informasi, petugas meringkus John Key di salah satu hotel di Jakarta pada Jumat sore (17/2).
Saat ini, John
Key dikabarkan tengah menjalani perawatan di RS Polri Kramatjati jakarta
Timur, dengan penjagaan ketat dari aparat Satuan Brimob Polda Metro
Jaya.
John Key sempat
dirawat akibat luka tembak pada bagian betis kaki kanan di ruang Bidang
Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Metro Jaya. Rencananya,
Rikwanto akan memberikan keterangan detail terkait dengan kronologis
penangkapan tokoh pemuda dari Maluku tersebut dan dugaan keterlibatan
pembunuhan Ayung.
Sebelumnya,
peristiwa pembunuhan terhadap Tan Harry Tantono alias Ayung terjadi di
Kamar 2701 Swissbell Hotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (26/1).
Pelaku yang
diduga membunuh korban, yakni C (30), A (28), dan T (23) menyerahkan
diri kepada petugas Polda Metro Jaya, Jumat (27/1) dini hari.
Berdasarkan
keterangan pelaku kepada petugas, awalnya sejumlah orang bersama
tersangka mendatangi Ayung, guna menagih janji imbalan sebesar Rp600
juta setelah mendapatkan proyek. Saat itu, korban malah mencaci para pelaku, sehingga tersangka emosi dan menusuk korban hingga tewas.
Petugas menemukan
selongsong peluru di sekitar kasur yang menjadi tempat penemuan jasad
korban di kamar hotel dan jejak sepatu. Namun, polisi memastikan
petugasnya tidak menemukan proyektil maupun bekas luka tembak pada tubuh
korban
Nama John Kei
akhir-akhir ini menjadi bahan pembicaraan banyak orang setelah namanya
kerap disebut-sebut di berbagai media. Ia diberitakan terkait dengan
kasus kriminal yang mengakibatkan hilangnya nyawa seorang pemimpin
perusahaan swasta di Jakarta. Siapakah sebenarnya John Kei?
John Kei pertama
kali dikenal publik pada 2004 sebagai seorang bos preman yang diduga
terlibat dalam kasus pembunuhan seorang debt collector bernama Basri
Sangaji yang juga berasal dari Maluku. Basri tewas secara mengenaskan di
hotel Kebayoran Inn di Jakarta Selatan 8 tahun yang lalu. Oleh karena
persaingan bisnis, kelompok Basri dan kelompok John sering terlibat
konflik yang diduga menjadi awal mula kasus pembunuhan tersebut. John
Kei bernama lengkap John Kei Refra, menurut Tempo yang melakukan
wawancara secara langsung dengan John, pria bergaris wajah keras ini
datang ke Jakarta pada 1990-an.
John kei lahir pada 10 September 1969 di Pulau Kei, Maluku. Ia mendapat nama
“Kei” dari nama pulau kelahirannya. John tidak mengelak sangkaan bahwa
ia gemar berkelahi, namun ia tak mau disebut preman. Ia lebih suka
dijuluki crossboy ketimbang preman. Ia pernah dikeluarkan dari sekolah
sewaktu SMA. Saat itulah yang menjadi momen bagi John yang kemudian
digunakannya untuk hijrah ke Surabaya sebelum akhirnya mendarat di
Jakarta.
Dalam
perjalanannya, ia bahkan sampai menjual pakaiannya untuk membeli
makanan. Cita-citanya hanya satu, yaitu menjadi anggota intelijen.
Namun, ia selalu gagal menggapai cita-citanya. Pada 1997, John menikah
dengan Yulianti Refra dan kini mereka telah memiliki 5 orang anak.
Menurut anak bungsunya, Feren, John adalah sosok bapak yang baik, tidak
galak, suka anak kecil, dan lucu. John adalah fan berat kelompok
intelijen Israel, Mossad. Salah satu putranya bahkan diberi nama sesuai
dengan nama agen yang terkenal dengan kerapiannya dalam bekerja di dunia
keintelan dunia itu.
Pada
tahun 2000, banyak pemuda dari Pulau Kei yang hijrah ke Jakarta dan
berhimpun di dalam sebuah ormas bernama Angkatan Muda Kei (AMKEI). John
Kei ditunjuk menjadi pemimpin ormas ini. Ormas ini bergerak di bidang
penagihan utang, bersaing dengan kelompok penagih utang Basri dan
Hercules. Namanya cukup tenar di kota Jakarta, dari pengusaha besar
hingga tukang ojek mengenalnya sebagai penagih utang mumpuni. Jumlah
nominal utang yang ia tagih adalah Rp.500juta. Dalam usahanya menagih
utang klien, tak jarang kekerasan digunakan demi mendapatkan uang
pesanan klien.
Terkait
pembunuhan Basri, konflik yang terjadi pada awal Maret 2004 di Diskotik
Taman Sari diduga menjadi pemicunya. Waktu itu, kelompok John Kei
menyerang kelompok Basri yang sedang “bertugas” menjaga diskotik
tersebut. Belasan orang terluka dari kedua kubu dan 2 anggota kelompok
Basri tewas sia-sia. Sejumlah orang dari kelompok John Kei kemudian
ditangkap polisi dan disidangkan tiga bulan berikutnya di PN Jak Bar.
Kala itu terjadi lagi bentrok dan saudara kandung John Key, Walterus
Refra Kei, menjadi korban tewas peristiwa mengerikan tersebut.
Pembunuhan Basri diduga merupakan aksi balas dendam atas terbunuhnya
Walterus Refra Kei.
Pada pertengahan
2005, kelompok John Kei juga pernah diminta untuk menjaga sebuah lahan
kosong di Perum Permata Buana, Jakarta Barat. Kelompoknya diserbu oleh
Persatuan Pendekar Persilatan Seni Budaya Banten Indonesia, hingga
mengakibatkan salah satu anggota persatuan tersebut meregang nyawa.
Kelompoknya lagi-lagi terlibat konflik dengan kelompok lain pada akhir
tahun 2010. Setelah “bertempur” di Blowfish, kelompok John Kei
melanjutkan pertempuran di Jalan Ampera, depan PN Jak Sel, melawan
kelompok asal Flores. Setelah beberapa waktu tak terdengar namanya, John
Kei muncul lagi di media massa setelah pada 17 Februari 2012 lalu, para
anggota kepolisian menangkap dan menembak John Kei karena mencoba
melarikan diri dari tangan polisi di Hotel C’one, Pulomas.
Ia
ditangkap bersama aktris Alba Fuad di hotel itu. John Kei dijadikan
tersangka pembunuhan Tan Harry Tantono, Direktur Sanex Steel berusia 50
tahun, yang tubuhnya ditemukan tak bernyawa di Swis-Belhotel Jakarta
akhir bulan Januari lalu.
Berita JON KEY